Bahaya Pernikahan Dini: Bukan Sekadar Masalah Umur

Bandung– Pernikahan dini, menikah di usia di bawah 18 tahun—masih menjadi persoalan serius di berbagai daerah di Indonesia. Meski dianggap sebagai jalan keluar dari masalah ekonomi atau tekanan sosial, kenyataannya pernikahan usia muda justru membawa dampak negatif, baik secara fisik maupun psikologis.

Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), anak yang menikah terlalu muda rentan mengalami komplikasi saat hamil dan melahirkan. WHO juga mencatat bahwa kehamilan di usia remaja adalah salah satu penyebab utama kematian bagi gadis berusia 15–19 tahun di negara berkembang.

Selain risiko kesehatan, pernikahan dini juga seringkali menghambat pendidikan. Anak perempuan yang menikah muda biasanya berhenti sekolah dan kehilangan peluang untuk mandiri secara ekonomi. Dalam jangka panjang, hal ini memperkuat lingkaran kemiskinan.

Dari sisi psikologis, remaja yang belum matang secara emosional cenderung lebih rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan stres karena belum siap menghadapi tanggung jawab besar dalam pernikahan.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui undang-undang telah menaikkan batas usia minimal pernikahan menjadi 19 tahun, sebagai bentuk perlindungan terhadap anak. Namun, peran keluarga dan masyarakat tetap krusial agar anak-anak tumbuh dengan sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik. (net)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses